Tuesday, 13 April 2010

Penggunaan Bahan Bakar Bioenergi

Bumi kita semakin lama semakin berubah karena perubahan iklim, ada juga jadinya rusak karena adanya global warming yang bisa dibilang sudah semakin parah. Namun tidak ada kata terlambat untuk menyelamatkan bumi kita ini dan mencegah yang akan terjadi asalkan kita sudah ada usaha. Disaat kalian menaiki mobil, bahan bakar apa yang dipakai oleh mobil kalian? Bahan bakar minyak bumi bukan? Yap, kebanyakan di Indonesia ini orang-orang masih memakai bahan bakar minyak,padahal bahan bakar minyak juga menjadi salah satu masalah di global warming ini.
Kebutuhan energi di dunia hingga detik ini cenderung dipenuhi dengan bahan bakar fosil. Masih banyaknya penggunaan mesin industri dan transportasi penunjang perekonomian dunia yang umumnya masih memerlukan minyak bumi sebagai bahan bakar penggeraknya. Energy Information Administration (EIA) memperkirakan pemakaian energi dunia hingga tahun 2025 akan masih didominasi bahan bakar fosil yakni minyak, gas alam dan batubara.
Pemakaian bahan bakar minyak dapat menyebabkan global warming,mari kita ambil contoh, kalo saat kita menaiki mobil asap dari knalpot bukankah sangat hitam dan sangat menggangu dengan lingkungan luar? Karena itulah, bahan bakar minyak belum ramah lingkungan.
Akhirnya ditemukan alternatif untuk mengurangi asap kendaraan yang berlebihan. Para peneliti menemukan alternatif nya yaitu Bahan Bakar Bio energi.
Pernahkah kalian mendengar bahan bakar Bio Energi? Apakah kalian mengerti apa yang dimaksud bahan bakar Bioenergi dan penggunaan bahannya? Bio energi adalah energi yang berasal dari biomassa yang merupakan bahan organik sepertii kayu,tumbuhan, atau limbah hewan. Sementara Biomassa adalah masalah tanaman dan kotoran hewan yang dapat dipanen untuk membuat bioenergi dalam bentuk listrik, panas, uap dan bahan bakar. Jadi, bioenergi dapat menghasilkan listrik,panas,uap dan sebagainya. Perlu kalian tau,bahwa bahan bakar bio energi adalah salah satu sumber energi tertua.
Bioenergi memiliki keuntungan contohnya, bioenergi sangat cocok untuk pasokan listrik, proses panas, panas suhu rendah dan bahan bakar transportasi.- jadi kamu tidak perlu menunggu matahari bersinar atau angin bertiup. Nah kita akan tunjukan gambar seperti siklus nya penggunaan atau pemakaian bioenergi, seperti ini gambarnya


Sementara dibawah ini adalah salah satu contohnya yaitu kelapa sawit;


Diberbagai negara seperti Amerika, Kanada, Selandia Baru, atau pun Australia bio energi pun sudah ada di negara-negara masing-masing. Di Indonesia sebenarnya ada keterbatasan dengan bahan bakar minyak yang ada, jadi perlu di strategi untuk menjadikan itu sebagai cadangan di tahun nanti. Kampanye hemat energi udah lama dilakukan, ya namun kesadaran dari kita sendiri aja kurang, sehingga bersamaan dengan kampanye hemat energi yang terus dilakukan, pemerintah juga mengupayakan penggunaan bahan bakar bio energi sudah diberlakukan ya mungkin baru beberapa orang yang memakai bahan bakar tersebut. Biogas, semisal, salah satu jenis bioenergi dari kotoran hewan yang diubah menjadi gas. Selain dapat digunakan untuk memasak, penerangan, dengan sedikit teknologi dapat pula menggerakkan generator listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik. Energi ini di beberapa tempat seperti di wilayah Dieng telah berhasil menggerakkan aktivitas ekonomi rakyat.Dan berbagai macam bioenergi sudah diupayakan di Indonesia ini.
Dalam pandangan islam bio energy sama aja seperti menghemat energi atau dalam kata lain menghindari pemborosan. Allah menjelaskan dalam Al-Quran di surat al-Isra ayat 27 yang berbunyi:
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan. Dan setan itu sangat ingkar terhadap Tuhannya.”
Jadi dalam islam penghematan itu sangatlah berguna. Dan apabila kalian memboros justru kalian termasuk saudara-sudara setan. Memangnya kalian mau kalian di anggap sebagai saudara setan? Tentu tidak akan mau kan? Apalagi kalo kalian sudah memboros dan setan itu sangat ingkar kepada Allah. Kalian mau ingkar kepada Allah? Tidak mau bukan? Makanya, marilah kita mulai menghemat energi dari sekarang. Tidak ada salahnya kok kalau kita yang mulai, karena semua di mulai dari hal yang kecil;)
Tapi perlu kalian tau bahwa bahan bakar bioenergi sangat ramah lingkungan. Dengan adanya bioenergi seperti ini, kita dapat mengurangi ketergantungan bahan bakar minyak yang dapat menyebabkan pemanasan global. Sudah cukup banyak perusahan di Indonesia yang sudah berlakukan bioenergi tersebut. Kalian mau mengganti bahan bakar mobil kalian dengan bahan bakar bio energi? Tentu saja itu sangat bagus, harganya juga relatif murah. Dengan adanya niat dan usaha dari kita untuk menjaga baik bumi kita secara perlahan tapi pasti, kita bisa kok mencegah terjadinya global warming yang semakin parah :)


Indonesia sebagai lumbung Bioenergi dunia

Perkembangan penelitian di bidang bioenergi, bukanlah barang baru di dunia ini. Penjajakan peluang aplikasi bioenergi untuk di industrialisasi telah lama didengungkan, dan sekarang telah memasuki tahapan produksi secara massal dan siap di komersialisasikan. Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang, bioenergi akan menjadi alternatif dan mampu bersaing dengan minyak dan gas bumi (migas) dalam mempertahankan ketahanan energi di dunia.

Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah, mempunyai potensi untuk menjadi lumbung bioenergi dunia. Potensi yang benar-benar tidak dapat diabaikan adalah tersedianya lahan yang luas untuk membudidayakan tanaman-tanaman yang potensial sebagai sumber bahan baku bioenergi. Disini yang dimaksud bioenergi sudah termasuk pemanfaatan biomassa, biodiesel, bioetanol, dan biogas sebagai sumber energi alternatif.

Biomassa merupakan bahan hayati yang biasanya dianggap sebagai sampah dan sering dimusnahkan dengan cara di bakar. Terkadang kita tidak tahu bahwa banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari sisa-sisa makanan atau barang yang kita anggap sebagai sampah. Biomassa tersebut dapat diolah menjadi bioarang, yang merupakan bahan bakar yang memiliki nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, saat ini sedang digencarkan pemanfaatan sampah sebagai bahan baku dalam teknologi biomassa untuk diolah sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Atau batok kelapa sawit yang dijadikan briket yang saat ini pengembangannya mulai dilirik oleh para peneliti. Nah ini coba mari kita lihat ada siklus biomassa nya:



Sementara itu,penelitian di bidang biodiesel sejauh ini terus berkembang dengan memanfaatkan beragam lemak nabati dan hewani untuk mendapatkan bahan bakar hayati (biofuel) dan dapat diperbaharui (renewable). Biodiesel merupakan bahan bakar yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel/solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap (smoke number) yang rendah, memiliki cetane number yang lebih tinggi, pembakaran lebih sempurna, memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai (biodegradable) sehingga tidak menghasilkan racun (non toxic).

Pembuatan biodiesel dari minyak nabati dilakukan dengan mengkonversi trigliserida (komponen utama minyak nabati) menjadi metil ester asam lemak, dengan memanfaatkan katalis pada proses metanolisis/esterifikasi. Di Indonesia, potensi bahan baku biodiesel sangat melimpah. Saat ini Indonesia adalah negara penghasil minyak nabati terbesar di dunia, bahan baku minyak nabati meliputi asam lemak dari kelapa sawit, jarak pagar, kelapa, sirsak, srikaya, kapuk, dan alga. Dan dibawah ini adalah contoh proses biodiesel:
Dan selain biodiesel ada juga bioethanol yang untuk menganti premium, alternatifnya adalah gasohol (gasoline-alkohol) yang merupakan campuran antara bensin dan bioetanol. Bioetanol bersumber dari karbohidrat yang potensial sebagai bahan baku seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu, dan tebu. Dari beberapa bahan baku tersebut, diketahui bahwa tanaman jagung merupakan pakan unggulan untuk bahan utama bioetanol karena selain dari segi ekonomis tergolong murah, jumlah hasil bioetanol yang dihasilkan jagung ternyata lebih besar diantara tanaman lain.
Setelah bahan baku diatas melalui proses fermentasi, dihasilkanlah etanol. Dan dari etanol dapat dibuat etanol 99,5% atau fuel grade ethanol yang bisa digunakan untuk campuran gasohol. Di dalam etanol, terdapat 35% oksigen yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran mesin dan juga meningkatkan angka oktan seperti zat aditif Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE) dan Tetra Ethyl Lead (TEL). Selain itu, etanol juga bisa terurai sehingga dapat mengurangi emisi gas buang berbahaya. Berikut ini adalah mesin bioethanol kalau misalnya ada sebuah perusahaan yang menggunakan bioethanol:

Selain biomassa,biodiesel dan bioethanol ada juga bio gas. Peluang pengembangan bioenergi khususnya biogas, juga dimungkinkan untuk berkembang di Indonesia baik untuk aplikasi industri skala kecil dan menengah. Berbagai sampah organik dan limbah-limbah agroindustri merupakan bahan baku yang potensial untuk diolah menjadi biogas melalui pemanfaatan teknologi anaerobik. Pada prinsipnya, teknologi anaerobik adalah proses dekomposisi biomassa secara mikrobiologis dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen).

Secara garis besar bahan baku yang diperlukan adalah biomassa (residu mahluk hidup), mikroorganisme, dan air. Produk utama dari biogas ini adalah gas metana dan pupuk organik. Gas metana telah dikenal luas sebagai bahan baku ramah lingkungan, karena dapat terbakar sempurna sehingga tidak menghasilkan asap yang bepengaruh buruk terhadap kualitas udara. Karena sifatnya tersebut, gas metana merupakan gas yang bernilai ekonomis tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari memasak, hingga penggerak turbin pembangkit listrik tenaga uap.

Menilik pada potensi Indonesia yang besar, apalagi untuk ketersediaan bahan baku, sudah sepanntasnya Indonesia berani memproklamirkan diri sebagai Negara lumbung bioenergi dunia. Kedepannya, mungkin Indonesia memiliki berbagai tantangan dalam perkembangan bioenergi ini. Terutama pada aspek modal, perangkat hokum, pengembangan teknologi, permasalahan hambatan-hambatan sosial dan keterbatasan pasar dan pengguna, seharusnya menjadi komitmen dan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait untuk mencari solusinya. Smeoga beberapa decade ke depan, Indonesia dapat menjadi macan dunia dalam bidang energi. Agar mencapai harapan itu pun kita harus sadari bahwa keberhasilan itu tidak datang dengan sendirinya, tetap merupakan hasil kerja keras dari semua pihak.
Remember! “Orang yang berhasil adalah orang yang lebih banyak mendapatkan kegagalan dari pada orang yang gagal.”